Bulan Juli 2011, Tim PKM-P BiOSC yang terdiri dari Apriliana Dyah P., Asri Cahyaning P., Teo Sukoco, Mukhlis Jamal M.H., dan Abid Zulfikar. telah membuat suatu penelitian tentang blotong yang merupakan limbah industri tebu untuk dijadikan media tanam anggrek.
Tim PKM-P BiOSC UGM 2011 (Dyah, Asri, Teo, Jamal, dan Abid) |
Berikut cuplikan Abstrak dari penelitian yang mereka lakukan
Indonesia mempunyai keanekaragaman anggrek yang tinggi sehingga memiliki potensi untuk dibudidayakan dalam jumlah besar. Media tanam menjadi salah satu faktor yang mampu mendukung budidaya anggrek. Media harus mengandung nutrisi dan menjadi tempat berpegangan akar anggrek dengan baik. Blotong merupakan limbah industri tebu yang mengandung nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah blotong dengan menciptakan media tanam alternatif anggrek, serta untuk mengetahui keefektifan blotong sebagai media tanam alternatif anggrek. Metode yang dilakukan meliputi tahap persiapan, tahap pengerjaan, pengamatan, dan analisis data. Anggrek ditanam dengan dua macam pot, yaitu pada compot (community pot) dan single pot. Digunakan enam variasi komposisi blotong dengan sekam sebagai perlakuan (500:0, 490:10, 480:20, 470:30, 460:40, dan 450:50) dalam gram dan arang sebagai kontrol. Untuk pemeliharaan anggrek tidak diberi pupuk, hanya dilakukan penyiraman dengan air ledeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi perbandingan blotong dan sekam yang paling baik dalam menunjang pertumbuhan anggrek adalah 470:30. Dari data hasil kuantitatif menunjukkan hasil yang tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan baik pada anggrek compot maupun anggrek singgel pot. Namun, secara kualitatif blotong yang digunakan sebagai media tanam anggrek memberi hasil yang cukup baik pada anggrek single pot daripada anggrek compot.
Berikut Foto-fotonya....Kata kunci: blotong, media alternatif, anggrek.
Anggrek single pot |
Anggrek compot |
Penjemuran blotong |
Briket blotong jadi |
Pengukuran parameter pertumbuhan anggrek |
Post a Comment